KENDARI, Kongkritsultra.com– Libur panjang Lebaran bukan cuma soal ketupat dan opor. Tapi juga soal antre spot selfie, parkiran penuh, dan—kalau tak dijaga—kerawanan sosial. Untungnya, Satgas Operasi Ketupat Anoa 2025 sigap turun ke lapangan.

Tepat di Minggu pagi (6/4/2025), mereka terpantau menyebar di tiga titik wisata paling diburu warga Sultra: Pantai Toronipa, Pulau Bokori, dan Pantai Nambo.

Ketupat? Iya. Tapi Bukan Cuma Soal Makanan. Bagi sebagian warga, Operasi Ketupat terdengar seperti nama acara lomba masak. Tapi di dunia taktis kepolisian, Operasi Ketupat adalah protokol tahunan.

Sebuah rencana kontinjensi terstruktur demi menjamin keselamatan publik selama masa perayaan Idulfitri.

Bukan hanya soal lalu lintas dan mudik. Tapi juga soal pencegahan gangguan keamanan, kemacetan, kehilangan anak, hingga tindak kriminal minor.

“Selama lebaran, tempat wisata selalu padat. Karena itu, kami sebar personel di titik strategis,” kata Kombes Pol Saminata, Direktur Polairud Polda Sultra.

Tiga Lokasi, Satu Misi: Aman dan Terkendali. Pantai Toronipa, Pulau Bokori, dan Pantai Nambo adalah contoh destinasi unggulan berisiko tinggi saat libur panjang. Istilahnya: crowd-sensitive zones.

Di mana ketika jumlah orang melonjak, potensi masalah ikut naik. Dari kecelakaan kecil, pencurian, hingga hilangnya balita karena lepas dari pengawasan.

Makanya, Satgas Ketupat Anoa menerapkan metode pengamanan proaktif. Personel ditempatkan bukan hanya untuk berjaga, tapi juga untuk mengatur arus, memberikan informasi, hingga jadi tempat bertanya bagi wisatawan.

“Strategi kami bukan hanya defensive security. Tapi juga presence-based deterrence. Intinya, dengan kehadiran polisi yang terlihat, pelanggaran jadi berkurang,” ujar Kombes Saminata.

Sinergi dan Smart Patrol. Pengamanan ini tak berjalan sendirian. Di baliknya ada koordinasi lintas sektor. Polisi laut, darat, hingga tim medis lapangan berkolaborasi. Pendekatannya? Integrated situational management.

Beberapa titik juga dipantau pakai drone surveillance untuk mendeteksi kerumunan berlebih. Bahkan, pola patroli menggunakan pendekatan rotasi dinamis agar personel tetap waspada dan pengunjung merasa aman.

Lebaran, Tapi Tetap Siaga. Libur Lebaran memang waktu untuk santai. Tapi bagi para petugas, ini justru momen paling sibuk dalam setahun.

Operasi Ketupat Anoa bukan cuma soal reaksi cepat. Tapi soal antisipasi berbasis data. Mereka belajar dari tahun-tahun sebelumnya, memetakan potensi gangguan, lalu menyiapkan langkah pengamanan yang presisi.

“Target kami bukan nol kejadian. Tapi zero fatality. Itu yang utama,” tegas Kombes Saminata.

Akhir Kata: Wisata Itu Hak, Tapi Aman Itu Kebutuhan. Sultra punya kekayaan wisata luar biasa. Tapi tanpa pengamanan, destinasi bisa berubah jadi bencana.

Satgas Operasi Ketupat Anoa 2025 hadir untuk memastikan hal itu tak terjadi. Mereka bukan hanya menjaga pantai dan pulau, tapi menjaga kebahagiaan keluarga yang ingin sekadar menikmati libur( Red)