KENDARI, Kongkritsultra.com- Di tengah dorongan reformasi birokrasi nasional menuju tata kelola pemerintahan yang serba digital, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Sulawesi Tenggara mengambil langkah konkret. Rabu, 15 Oktober 2025, aula Mepokoaso Diskominfo menjadi ruang lahirnya dua inovasi aparatur muda yang mengusung semangat perubahan: LADITA (Layanan Aptika Digital Terpadu) dan SICAKEP (Sistem Layanan Keuangan dengan Clinic Hour).

Kedua program ini merupakan hasil gagasan dua ASN reformer, Juniati Asisah, S.S. dan Catur Prasetyono Mardiyono, S.T., M.T., sebagai bagian dari proyek perubahan Diklat Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP). Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Diskominfo Sultra, Dr. M. Ridwan Badallah, S.Pd., MM., dihadiri jajaran pejabat struktural, fungsional, serta seluruh staf Diskominfo Sultra yang menyimak dengan antusias.

Dalam sambutannya, Ridwan Badallah menegaskan bahwa arah pembangunan birokrasi modern tidak lagi cukup dengan menyesuaikan teknologi, tetapi harus dimulai dari kesiapan mental ASN itu sendiri. Ia menyebut, gagasan inovatif seperti LADITA dan SICAKEP menunjukkan bahwa aparatur di Sultra telah berada di jalur yang tepat untuk membangun pemerintahan cerdas.

“Transformasi digital bukan soal alat, tapi soal cara pandang. Aplikasi ini bukan sekadar proyek diklat, melainkan bagian dari sistem kerja baru yang lebih efisien dan kolaboratif. Kita ingin perubahan ini hidup di keseharian ASN, bukan berhenti di laporan,” ujarnya.

Inovasi SICAKEP yang dikembangkan oleh Catur Prasetyono menghadirkan terobosan dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Melalui konsep Clinic Hour, sistem ini menjadi wadah konsultasi teknis yang membantu unit kerja menyusun dokumen keuangan secara benar sejak awal. Tujuannya sederhana namun berdampak besar: meminimalisasi kesalahan administratif, mempercepat verifikasi, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi keuangan. Dengan mekanisme ini, proses keuangan daerah menjadi lebih cepat, transparan, dan akuntabel.

Catur menjelaskan, kehadiran Clinic Hour juga membentuk budaya baru di kalangan ASN. Tidak lagi menunggu koreksi, tetapi aktif mencari penyempurnaan sejak tahap awal. “Kami ingin setiap pegawai punya kesadaran kolektif untuk memahami sistem. Bukan sekadar mengikuti prosedur, tapi memahami maknanya,” katanya.

Sementara itu, inovasi LADITA yang digagas oleh Juniati Asisah memperlihatkan wajah baru pelayanan publik di bidang Aptika. Sistem ini memungkinkan setiap permohonan layanan diajukan secara digital, diproses secara otomatis oleh Person In Charge (PIC), dan dapat dimonitor langsung oleh pimpinan. Setiap tiket layanan tercatat sejak pengajuan hingga penyelesaian, memastikan tidak ada layanan yang tertunda atau terabaikan.

“LADITA membantu kami bekerja lebih cepat, transparan, dan terukur. ASN jadi tahu apa yang dikerjakan, pimpinan tahu apa yang sedang berjalan, dan masyarakat tahu apa yang mereka tunggu,” ujar Juniati dalam paparannya.

Selain mempermudah layanan, LADITA juga menyediakan Dashboard Administrator yang menampilkan seluruh data dan progres pekerjaan secara real time. Fitur umpan balik memungkinkan pemohon memberikan penilaian atas layanan yang diterima, menjadikan sistem ini bukan hanya alat kerja, tetapi juga sarana pembelajaran berkelanjutan.

Peluncuran dua inovasi ini menandai fase baru perjalanan reformasi digital di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Diskominfo Sultra menegaskan komitmennya menjadikan inovasi ini sebagai model yang dapat direplikasi oleh OPD lain. Melalui penguatan SOP, efisiensi layanan keuangan, dan penerapan sistem digital terpadu, pemerintah daerah berharap dapat mewujudkan birokrasi yang cerdas, adaptif, dan berorientasi pada hasil.

Kadis Kominfo Sultra menutup arahannya dengan pesan kuat: “Transformasi digital tidak akan pernah hidup tanpa kemauan ASN untuk berubah. Kita tidak sedang mengejar sekadar aplikasi, tetapi budaya kerja baru yang jujur, cepat, dan bertanggung jawab.”

Langkah ini menunjukkan bahwa dari ruang kerja yang sederhana di Kendari, lahir semangat baru untuk membangun birokrasi yang tidak hanya melayani, tapi juga menginspirasi( Red)