KENDARI, Kongkritsultra.com– Di bawah sinar matahari pagi menyapa, personel Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) memulai tugas mulianya.

Operasi Terpusat “Ketupat Anoa 2025” resmi digelar di wilayah Pelabuhan Kota Kendari, Sabtu (29/3/2025), sebuah langkah strategis untuk memastikan kelancaran dan keamanan aktivitas masyarakat selama bulan suci Ramadhan 1446 H.

Dimulai sejak pukul 05.00 WITA, puluhan personel berseragam biru laut tampak sigap mengamankan tiga pelabuhan utama: Pelabuhan Nusantara Kendari, Pelabuhan Ferry Kendari, dan Pelabuhan Pangkalan Perahu Kendari.

Misi mereka jelas: memberikan rasa aman bagi ribuan penumpang yang memanfaatkan jalur transportasi laut, baik untuk mudik maupun aktivitas harian.

Pelabuhan Nusantara Kendari menjadi titik sibuk pertama. Tepat pukul 07.40 WITA, KM. Express Cantika 168 dengan rute Kendari – Raha – Baubau berangkat mengangkut 429 penumpang.

Hanya berselang 15 menit, KM. Express Prisilia 88 mengikuti dengan jumlah penumpang sebanyak 328 orang. Dengan senyum ramah namun penuh kewaspadaan, personel Ditpolairud memastikan setiap proses keberangkatan berjalan lancar tanpa hambatan.

Bergerak ke Pelabuhan Ferry Kendari, suasana tak kalah dinamis. Pada pukul 06.10 WITA, KMP. Bahteramas yang membawa 250 penumpang menuju Langara, Kabupaten Konawe Kepulauan, lepas jangkar dengan pengawalan ketat.

Kapal ferry ini menjadi salah satu penghubung vital antarwilayah di Sulawesi Tenggara, terutama di tengah meningkatnya mobilitas masyarakat menjelang puncak Ramadhan.

Sementara itu, di Pelabuhan Pangkalan Perahu Kendari yang dikenal sebagai pelabuhan rakyat, KM. Al Sudais 22 siap berlayar menuju Wanci, Kabupaten Wakatobi, pukul 09.00 WITA.

Dengan kapasitas 327 penumpang, pelabuhan ini menjadi bukti nyata perhatian Ditpolairud terhadap kebutuhan transportasi bagi masyarakat kelas menengah ke bawah yang mengandalkan kapal kecil untuk bepergian.

Direktur Polair Polda Sultra, Kombes Pol Saminata, S.I.K., menyampaikan pesan tegas kepada seluruh personel yang bertugas untuk selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan selama operasi berlangsung.

“Kami berkomitmen menjaga situasi tetap aman dan terkendali, sehingga masyarakat dapat menjalani aktivitas dengan nyaman,” ujarnya dalam briefing pagi tadi.

Tak hanya soal pengamanan fisik, operasi ini juga menyoroti aspek preventif terhadap potensi gangguan keamanan seperti tindak kriminal atau pelanggaran aturan pelayaran.

Dengan pendekatan humanis namun tegas, para personel Ditpolairud memastikan bahwa setiap penumpang merasa terlindungi selama perjalanan mereka.

Operasi “Ketupat Anoa 2025” tidak hanya sekadar rutinitas tahunan. Ini adalah wujud nyata dedikasi Polda Sultra dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat selama momen istimewa bulan Ramadhan.

Dengan suasana pelabuhan yang tetap kondusif dan aktivitas transportasi laut yang berjalan lancar, masyarakat dapat menjalani ibadah dengan tenang tanpa rasa khawatir.

Hingga berita ini diturunkan, situasi di wilayah hukum Polda Sultra dilaporkan masih terkendali. Operasi ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara pihak kepolisian dan masyarakat mampu menciptakan harmoni di tengah dinamika kehidupan sehari-hari.

Bagi para personel Ditpolairud yang berdiri tegap di bawah terik matahari atau hembusan angin laut, ini bukan sekadar pekerjaan—ini adalah panggilan jiwa untuk melayani dan melindungi.

Karena bagi mereka, keamanan dan kenyamanan masyarakat adalah prioritas utama yang tak bisa ditawar-tawar( Red)