KENDARI, Kongkritsultra.com- Auditorium Mokodompit Universitas Halu Oleo (UHO) dipenuhi aura kebanggaan dan haru. Sebanyak 1.902 mahasiswa resmi dikukuhkan sebagai sarjana dan magister pada Wisuda Periode April–Juli 2025. Namun, lebih dari sekadar seremoni, momen ini menjadi panggung penting bagi Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Ir. Hugua, M.Ling., yang hadir mewakili Gubernur untuk menyampaikan pesan penuh makna.

Di hadapan para lulusan, orang tua, serta tokoh-tokoh penting daerah termasuk Ketua DPRD Sultra, Forkopimda, Wali Kota Kendari, dan jajaran pimpinan UHO, Hugua tak sekadar memberi ucapan selamat. Ia membakar semangat generasi muda untuk menjadi agen perubahan.

“Di balik gelar yang kalian terima hari ini, ada cucuran keringat orang tua, ada doa-doa yang tak pernah henti. Tapi ingat, ini bukan garis akhir. Inilah awal dari pertarungan sesungguhnya di dunia nyata,” tegas Hugua, penuh penekanan.

Wagub Sultra itu juga menyampaikan ucapan selamat kepada Rektor UHO yang baru, Prof. Armid, S.Si., M.Si., D.Sc., yang dilantik pada 1 Agustus 2025. Ia berharap kepemimpinan baru ini mampu membawa UHO menjadi pusat unggulan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi yang membumi.

“Kami yakin, UHO bisa lebih berkontribusi—tak hanya bagi Sultra, tapi juga untuk Indonesia. Perguruan tinggi ini adalah pusat pembentukan karakter dan masa depan,” ucapnya Selasa (5/8/2025)

Mengulas strategi pembangunan daerah, Hugua menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Sultra tengah memfokuskan pada empat pilar utama: pendidikan, kesehatan, agro-maritim, dan infrastruktur. Di atas fondasi ini, ada tiga sektor unggulan yang menjadi mesin penggerak ekonomi masa depan:

1. Hilirisasi industri berbasis agroindustri – Menjadikan produk pertanian lebih bernilai tinggi.

2. Pengembangan industri turunan SDA – Membuka ruang bisnis dan inovasi.

3. Pariwisata unggulan – Wakatobi dan tujuh kawasan penyangga menjadi tumpuan daya saing global.

“Kalian adalah pemain utama di masa depan Sultra. Ambil bagian di sektor-sektor ini, bawa perubahan, dan jadilah generasi emas yang membanggakan,” serunya.

Hugua juga mengenang masa mudanya sebagai mahasiswa UHO. Dari kampus inilah ia memulai perjalanan sebagai aktivis, lalu menjabat Bupati Wakatobi dua periode, Anggota DPR RI, hingga kini Wakil Gubernur.

“Saya berdiri di sini bukan karena saya lebih hebat. Tapi karena saya berani bermimpi, dan saya berjuang untuk mimpi itu,” kisahnya, disambut tepuk tangan para hadirin.

Tak lupa, ia menyampaikan visi pembangunan Tricita ASR–Hugua: Sultra Maju, Aman, Sejahtera, dan Religius. Menurutnya, aman berarti kolaborasi berjalan baik; sejahtera berarti negara hadir sejak lahir hingga akhir hayat; religius berarti hidup dengan spiritualitas, integritas, inovasi, dan disiplin.

Sementara itu, Rektor UHO Prof. Armid juga memberi pesan yang menyentuh hati. Ia menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada para wisudawan, keluarga, dan seluruh civitas akademika.

“Wisuda bukanlah akhir, ini justru awal dari pengabdian kalian di masyarakat. Ilmu tanpa manfaat hanyalah hiasan. Jadilah pribadi yang cerdas dan bijaksana,” pesan Rektor.

Dari total 1.902 lulusan, prosesi wisuda digelar dua hari, 5–6 Agustus. Hari pertama diikuti 954 orang, sisanya 948 di hari kedua. Wisudawan terbaik universitas diraih oleh Ketut Widiantari, lulusan PGSD FKIP, dengan IPK 3,89 dan masa studi tepat 4 tahun.

Rektor juga menekankan pentingnya Tracer Study sebagai alat untuk memetakan kiprah alumni di dunia kerja. Ia mengajak seluruh lulusan aktif mengisi data di laman tracer.uho.ac.id.

Menutup sambutannya, Prof. Armid menitip pesan mendalam: “Cerdas membuat kalian dihormati. Tapi kebijaksanaan membuat kalian diteladani. Bawalah nama baik almamater, dan jadilah cahaya di mana pun kalian berpijak( Red)