KENDARI, Kongkritsultra.com- Ketua DPD Lembaga Investigasi Negara (LIN) Provinsi Sulawesi Tenggara, Adyansyah, memberi dukungan penuh terhadap agenda-agenda besar yang tengah digagas duet kepemimpinan Gubernur Andi Sumangerukka (ASR) dan Wakil Gubernur Hugua. Dukungan itu bukan sekadar simbolik. Tapi disampaikan sebagai bagian dari komitmen untuk ikut mengawal, menjaga, dan jika perlu—mengoreksi.

Baginya, arah pemerintahan saat ini mulai menunjukkan garis tegas: menyentuh langsung akar masalah, tidak berhenti pada wacana, dan berpihak kepada kelompok paling rentan. Terutama, soal pembangunan infrastruktur dan pengentasan kemiskinan.

Ia menyebut dua titik krusial yang harus menjadi prioritas Sultra ke depan. Pertama, soal kesenjangan sosial yang kian tajam, terutama di wilayah pinggiran kota dan desa-desa yang belum tersentuh pembangunan dasar. Kedua, pelayanan publik yang masih jauh dari kata ideal. Dalam situasi seperti ini, kehadiran pemerintah harus lebih terasa, bukan justru menghilang di balik meja birokrasi.

“Keseriusan pemerintah sudah terlihat. Tapi kami tidak ingin ini berhenti di niat. Kami akan dukung, sekaligus awasi agar semua program tetap dalam jalur hukum dan akuntabel,” tegas Adyansyah dalam pernyataannya kepada media, Kamis (19/6/2025).

Menurutnya, momentum reformasi pelayanan publik tidak boleh ditunda. Transparansi, kecepatan, dan ketepatan sasaran harus menjadi ruh utama dalam setiap kebijakan yang lahir. Sebab itu, ia mendorong agar pemerintah provinsi tidak hanya berorientasi pada pembangunan fisik, tetapi juga pemulihan kualitas hidup masyarakat.

Sultra, kata dia, memerlukan arah pembangunan yang jelas, dengan prioritas yang menyentuh kebutuhan riil warga: jalan-jalan penghubung antarwilayah, fasilitas kesehatan yang layak, akses pendidikan yang merata, dan stabilitas harga pangan yang terjangkau.

Adyansyah juga menyampaikan bahwa LIN siap menjadi bagian dari mekanisme kontrol sosial. Tidak untuk mencari panggung, tetapi untuk memastikan tidak ada ruang penyimpangan di tengah semangat membangun.

“Jika kepemimpinan ini ingin dikenang sebagai era perubahan, maka harus ada keberanian untuk memutus rantai ketimpangan dan menghadirkan keadilan yang konkret. Bukan janji, tapi bukti,” tutupnya.

Dalam lanskap birokrasi yang sering kali stagnan, suara seperti Adyansyah adalah alarm. Tegas, tapi bernada dukungan. Kritis, tapi tetap memberi ruang kerja. Pemerintahan ASR–Hugua kini diuji, bukan hanya dengan ekspektasi publik, tapi juga dengan harapan-harapan dari mereka yang setia mengawal dari luar pagar kekuasaan( Red)