KENDARI, Kongkritsultra.com- Nama Ridwan Badallah kembali jadi perbincangan. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Sulawesi Tenggara itu disebut-sebut sebagai sosok “kontroversial” karena gaya bicaranya yang lugas dan tanpa basa-basi. Namun di balik itu, ada sisi lain yang jarang diungkap: keberaniannya menjaga komunikasi publik pemerintahan tetap jernih di tengah derasnya arus hoaks dan disinformasi.
Tokoh muda Sulawesi Tenggara, Agus S., menilai bahwa tudingan yang dialamatkan kepada Ridwan Badallah belakangan ini. Ia menyebut, justru gaya komunikasi Ridwan Badallah yang tegas dan terbuka itulah yang membuatnya berbeda—dan dibutuhkan.
“Bapak Ridwan Badallah itu bukan tipe pejabat yang bersembunyi di balik meja. Kalau ada isu, dia hadapi langsung. Kalau ada tuduhan, dia klarifikasi dengan data. Bagi saya, itu bukan kontroversial, tapi tanggung jawab,” kata Agus, Jumat (17/10/2025).
Menurut Agus, publik seharusnya menilai pejabat dari kinerjanya, bukan kalimat yang beredar di media sosial. “Beliau itu orang yang punya dedikasi tinggi. Kominfo di bawah kepemimpinannya jadi lebih terbuka dan cepat merespons isu publik,” ujarnya.
Dalam pandangan Agus, keberanian Ridwan Badallah justru menjadi energi penting dalam pemerintahan Gubernur Andi Sumangerukka (ASR). “Gaya komunikasinya nyambung dengan karakter ASR yang juga tegas dan terbuka. Pemerintahan ASR butuh figur seperti Ridwan Badallah orang yang berani bicara benar, bukan sekadar bicara aman,” tambahnya.
Sikap terbuka Ridwan Badallah memang kerap memancing reaksi keras dari sebagian kalangan. Namun, Agus menilai hal itu lumrah dalam dunia komunikasi publik. “Pejabat komunikasi itu selalu berada di tengah arus, antara pemerintah dan masyarakat. Kadang terseret, kadang dihantam. Tapi yang penting, dia tidak diam. Dan Ridwan Badallah, sejauh saya tahu, tidak pernah diam kalau menyangkut kepentingan publik,” ungkapnya.
Selama menjabat Kadis Kominfo Sultra, Ridwan Badallah dikenal dekat dengan berbagai lapisan—media, tokoh masyarakat, hingga komunitas muda. Ia membuka ruang diskusi terbuka di mana kritik bisa disampaikan tanpa takut. Ia pula yang mendorong digitalisasi informasi pemerintah daerah agar lebih mudah diakses publik.
“Kalau kita mau jujur, keberadaan beliau sangat vital. Banyak isu yang bisa membesar kalau tidak segera diklarifikasi oleh Kominfo. Dan itu yang dilakukan Pak Ridwan Badallah Dia jadi jembatan komunikasi antara rakyat dan pemerintah,” ujar Agus lagi.
Menurutnya, persoalan pribadi atau dinamika individu yang kadang mencuat di publik tidak seharusnya dijadikan ukuran. “Itu hal insidental. Tidak ada kaitannya dengan kinerja beliau sebagai pejabat publik,” tegasnya.
Dalam konteks pemerintahan ASR yang sedang membangun citra sebagai pemerintahan terbuka dan progresif, Ridwan Badallah dianggap sebagai aset strategis. “Beliau bukan sekadar pejabat, tapi pelindung narasi. Di era opini liar seperti sekarang, orang seperti Ridwan Badallah itu langka,” kata Agus.
Menutup pernyataannya, Agus menyebut Ridwan Badallah dengan singkatan khas: eRbE, singkatan dari inisial namanya yang kini populer di kalangan jurnalis dan aktivis media di Sultra. “eRbE itu orang baik. Tegas, terbuka, dan berani membela kebenaran. Pemerintahan ASR beruntung punya sosok seperti dia. Saya kira, beliau layak dipertahankan,” tutupnya( Man)

